Selasa, 03 Februari 2015

Dia Dalam Diam

Dia lebih memilih diam.
Senyap tanpa menyapa.
Menjaga rahasia hati yang tertahan bulir-bulir rasanya.
Seperti embun di pagi buta, siapalah yang tau akan tetesnya?
Jika bukan gulita itu sendiri. Sejuk nian mengagumi dalam diam.

 
Dia tau sesuatu, tetapi enggan mengungkapkan ke orang lain.
Memilih bungkam karena ia tau, hidup ini penuh ketidakpastian.
Lantas? Apa yang ia lakukan?
Menyapanya lewat mantra yang tulus dari dasar kalbu.
Kekuatan doa adalah bukti kehebatan-Nya.
Tidak ada yang merubahnya jika Dia sudah ber-kun fayakun.

 
Dialah dia, yang tetap diam.
Tersenyum jika nama itu terlontar untuknya.
Meng-aamiini-nya cukup dalam hati.
Ada harap yang tersimpul rapi bersama doa.

 
*Sebuah kerinduan pada kedamaian 'itu'.
01/02/2015