Minggu, 15 Maret 2015

Coretan Gabungan

*DUKA
Semilir senja mengiringi kepergian dukamu yang mencabik tatanan hati
Sejalan dengan arah mata angin, kau berlari tiada henti
Mengejarnya yang tak mustahil dapat kau gapai
Hei, sadarkan dirimu!Jiwa yang mati tak searti dengan cinta yang kau beri
Api cinta seharusnya tetap menyala meskipun jiwanya telah sirna
Aku tahu, ini hanya masalah waktu.Waktulah yang mengobati dukamu
Berjalan seperti sediakala bersama cinta yang tetap hidup hingga bertemu dalam keabadian Ilahi.

*Coretan Dibuang Sayang

Gadis yang menyisir rindu
Diantara belaian-belaian kasih sayang yang kian terurai.Kuraih puzle-puzle kenangan bersama rindu. Tsa, apakah kau mampu merasakan getaran rasaku?
Dengarkan! Gelombangnyapun kian memajang menggema indah. Menciptakan resonansi tiada henti. Ah Tsa, hatimu masih terlalu beku. Bahkan tetap anggun dalam balutan diam. Biarpun kau tak merasakan getarnya hatiku, namun ada sebuah tempat yang akan menjadi saksi gemuruh cintaku padamu.

Ya, tempat itulah yang tau, betapa istimewanya setiap moment bertemu denganmu disana.Haha, aku selalu takut menatap wajahmu, Tsa. Bukan! Bukan karena wajahmu menakutkan.Sebaliknya, bagiku semua ini terlalu istimewa jika aku merusak cintaku dengan memandangmu. Sungguh, rasanya tak mampu melakukan itu, kecuali pada jarak terjauh kita.

Tsa, rasa ini adalah anugrah dari-Nya. Dan aku akan menjaga dengan segenap setiaku pada-Nya.Aku yakin, jika memang kau bukan tulang rusuknya. Setidaknya penantianku ini tidak sia-sia. Tsa, titip salam cinta dan rindu untukmu.
**Tsa adalah bayangan semu yang akan menjadi nyata. Amiin. InsyaAllah

* KAU *

Malam ini, bersama noktah-noktah putih dilangit , juga bulan yang tak sempurna bulat,mengerlip-ngerlipkan cahayanya kepadaku. Bahwa, rasaku tak bisa terjelaskan, namun bisa kurasakan. Kau tau apa itu?
Bintang, andai kau tau. Rinduku luruh menyatu pada waktu yang berlalu. Sketsa wajahnya samar samar tergambar dalam imajinasi. Aku harus tetap diam. Menjaga segumpal darah yang ada didada. Agar terjaga kesucian cinta ini. Diam, menunggu, dan berdo'a..Jalan terbaik yang harus kulalui.
Untuk KAU... Kau yang tak pernah kutahu siapa namamu. Kau yang mengajariku untuk setia. Kau yang tercipta untukku nanti. Insyallah.*Na Clorida (IX A angkatan 2011/2012) 


Entahlah
Dulu, rindu teramat rindu, cinta teramat cinta. Namun sekarang harapan itu berubah kerdil. Rasa itu musnah. Melayang terbawa angin menjadi mendung yang hitam kelabu, terombang ambing di atas awan. Dan akhirnya luruh bersama air hujan, jatuh ke tanah.
Entahlah, mungkinkah akan bersemi kembali bersama hijaunya rerumputan,atau kekal disana, menyatu dengan tanah menjadi unsur hara.
*NaCl

Tidak ada komentar:

Posting Komentar